Produksi jeruk berkembang sangat pesat dan pada tahun 2003 produksi jeruk telah berhasil melampaui produksi mangga (1.526.474 ton). Peningkatan produksi menyebabkan suplai jeruk siam meningkat di pasar domestik dan harga ini jatuh pada saat panen raya (komunikasi pribadi petani Banyuwangi, 2005). Indusri jeruk di negara maju menggunakan pendekatan terintegrasi antara industri jeruk segar dan industri olahan jeruk seperti yang terjadi di Amesika Serikat (Nagy et al. 1997) dab Australia (Anonymous 2002). Pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada jeruk off class.
Peluang ini disadari oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian melalui programnya yakni pengembangan model agroindustri penanganan dan pengolahan jeruk yang berlokasi di Kalimantan Barat dimulai tahun 2005 dan berakhir 2007.
Impor jeruk dan produk jeruk dari seluruh negara di dunia mencapai milyaran dolar setiap tahunnya. Di antara jeruk segar, impor jeruk manis adalah yang terbesar diikuti oleh tangerin, mandarin, grapefruit dan pamelo. Di antara produk olahan impor terbesar adalah sari murni jeruk manis dan konsentrat jeruk manis. Sari murni adalah 100% jus murni yang penampilan fisiknya dapat jernih atau keruh. Sedangkan konsentrat merupakan suatu produk intermediet, yang tidak dapat diperdagangkan langsung kepada konsumen tetapi diperdagangkan untuk pengolahan lanjut. Walaupun volume konsentrat lebih kecil, produk ini dibuat dari sari murni jeruk yang dievaporasi sehingga nilai brixnya meningkat 3-6 kali. Pada tahun 2004, impor jeruk manis mencapai 3 milyar dolar sedangakan nilai impor sari murni dan konsentrat adalah 3,4 milyar dolar.
Di Indonesia industri jeruk baru mulai berkembang dan masih terbatas pada produksi buah segar. Di negara maju industri jeruk telah dimulai sejak tahun 1990. Dengan adanya teknologi pengolahan jeruk yang inovatif diharapkan industri pengolahan jeruk di Indonesia dapat berkembang dengan pola usaha kecil menengah dan kluster. Teknologi ini dimulai dengan teknologi pengolahan jeruk siap saji yangakan diikuti dengan pembuatan konsentrat dan pengolahan limbah.
Guna mendukung pengembangan agroindustri jeruk dalam skala kecil menengah, maka dirasa perlu untuk membuat pedoman teknis atau petunjuk pelaksanaannya. Untuk keperluan tersebut, maka disusun pedoman teknis pengolahan jeruk siam yang berisi petunjuk persiapan bahan baku, cara pengolahan, peralatan atau sarana yang dibutuhkan, penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) serta kelayakan ekonominya, sebagaimana dijelaskan pada daftar isi di bawah ini.
Daftar Isi
http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/index.php/publikasi/14
0 komentar:
Posting Komentar