Potensi Usaha Minuman Jus untuk Meningkatkan Produktivitas Jeruk Tebas (Jeruk Pontianak )

|0 komentar

Jeruk Pontianak sebenarnya berasal dari Tebas Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, hanya saja menurut sejarah terkenalnya disebabkan karena dulunya jeruk ini dikirim dan didistribusikan dari kota Pontianak ke seluruh pelosok Indonesia..sehingga masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan nama Jeruk Pontianak.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBkyCLSnHGWcbyTQ1rGoszy6817-_tEvj5JXeuObpU3nOpo-jFpef8AmYhi-aAZDd2XTmgp7AsyWWEZbXShEkH4v_HlR2hEAx9LlIplgFGDVgNkeAI0UcjfxJ6-WCgpuJVWNbyu4QCVM8/s400/jeruk+pontianak.jpgJeruk Pontianak memiliki rasa yang khas, ia sangat manis dan tidak asam2 manis seperti jeruk Sunkist atau Orange. Dulu sewaktu era tahun 80-90 jeruk Pontianak mejadi primadona dan banyak di pasar2 buah. Pada tahun 1990an keatas, jeruk Pontianak mendadak hilang akibat wabah penyakit yang menyebabkan perkebunan jeruk ini di Tebas Kabupaten Sambas habis mati semua. Selain itu, saat itu jeruk ini produksinya membanjir sehingga harga jualnya juga menjadi murah. Akibatnya masyarakat Tebas enggan untuk menanam kembali komoditi ini dan beralih dengan menanam padi.

Baru pada akhirnya di awal tahun 2000an , jeruk Pontianak kembali ditanam dan dikembangkan oleh masyarakat setempat mengingat harga jualnya yang mulai merangkak naik. Dan kini nama Jeruk Pontianak mulai ada di sebuah produk minuman segar bubuk, hal ini tentu akan terus meningkatkan kebutuhan jeruk Pontianak.

Saya sebagai putra daerah Kalimantan Barat merasa perlu kiranya ada pemikiran agar jeruk Pontianak ini menjadi salah satu komoditi unggulan yang dapat menjadi nilai tambah baik bagi PAD maupun pendapatan petani penanamnya.

Bila kita menjual buah ini secara langsung alias tanpa di olah, tentunya harganya juga relatif segitu2 dan susah naiknya malahan berpotensi turun harganya bila terlalu banyak produksi. Maka untuk menjadikan komoditi jeruk Pontianak ini memiliki harga jual yang tinggi maka perlu diolah dalam bentuk lain. Bentuk olahannya antara lain adalah dengan membuat jus dalam bentuk kemasan.

Jus dalam bentuk kemasan saat ini mulai banyak di konsumsi masyarakat kita, bahkan saya sendiri rutin meminum jus kemasan karena selain sehat juga praktis bisa dibawa dan diminum kapan saja tanpa harus bawa blender. Oleh karena itu untuk membentuk suatu usaha jus kemasan ini diperlukan teknologi pengemasan dan pengolahan sehingga jus dapat bertahan lama secara alami dan tetap segar meski diminum kapan saja.

Jus Jeruk Pontianak sangat rentan basi, karena rasanya yang sangat manis dan terdiri dari air yang banyak maka jus ini harus diminum segera dan tidak boleh dibiarkan lama meskipun sudah disimpan di kulkas. Hal inilah yang membuat jeruk Pontianak susah untuk dikemas dalam keadaan segar. Tapi saya percaya dengan teknologi pengemasan yang sudah ada saat ini pasti ada solusi untuk hal ini dengan catatan tetap mengedepankan kesehatan dan tanpa pengawet buatan yang berbahaya.

Apalagi pada saat hari2 besar seperti Idul Fitri, Natal dan Imlek, minuman2 kalengan atau kemasan sangat sering disajikan sehingga akan menjadi prospek bisnis yang sangat menguntungkan. Untuk itu sebagai diversifikasi produk, sebaiknya jus kemasan ini di buat dalam beberapa produk kemasan misal diantaranya :

  1. Kemasan kotak 200 ml
  2. Kemasan kotak 1000 ml
  3. Kemasan kaleng

Proses pengolahannya pun tidak lah rumit dan banyak, karena jus Jeruk Pontianak ini lebih segar tanpa ada campuran lainnya. Adapun komposisi untuk jus jeruk Pontianak ini hanya air, sari buah asli jeruk Pontianak, dan gula. Jeruk segar yang diolah haruslah di seleksi dengan lebih ketat, baik rasa maupun kualitas bulirnya, karena jeruk yang belum masak rasanya akan asam selain itu jeruk yang masak karena pemeraman rasa manisnya juga beda. Pengawet yang dibenarkan juga mungkin perlu untuk menjaga kesegaran buah tanpa efek samping terhadap kesehatan.

Mengenai pemasaran, agar lebih meningkatkan produktivitas maka pemasaran harus mencapai luar kalimantan dan lebih baik lagi bila seluruh Indonesia. Jika benar ini terjadi, maka sudah dapat dipastikan kemungkinan akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Dalam hal ini tentunya perlu promosi yang baik agar dapat terdistribusi keseluruh pelosok Indonesia.

Dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk jus kemasan ini, maka petani jeruk Pontianak juga akan kewalahan untuk melayani permintaan perusahaan terhadap buah segar sebagai bahan utama produk ini. Lowongan kerja juga akan banyak diperlukan, petani jeruk dapat menjadikan jeruk Pontianak sebagai komoditi andalan penghasilan hidupnya. Akhirnya jeruk Pontianak tetap terus ada dan semakin terkenal namanya. Intinya, semoga ada investor yang suatu saat kelak melihat potensi ini dan menjalankannya…

Semoga…

http://fansmania.wordpress.com

Khasiat Jeruk

|0 komentar

Jeruk telah lama dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi baik. Selain sangat kaya vitamin dan mineral, jeruk juga mengandung serat makanan yang esensial bagi pertumbuhan dan berkembangan tubuh normal. Jeruk adalah buah yang memiliki banyak varietas dengan berbagai keunggulan masing-masing dari mulai yang memiliki rasa asam hingga manis.

KHASIAT

1. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa dengan mengkonsumsi satu buah jeruk setiap hari dapat menekan risiko stroke 19%.

2. Buah jeruk merupakan sumber enzim pektin yang berfungsi menurunkan LDL (kolestrol jahat), memperkecil penyumbatan pembuluh darah dan memperkecil resiko serangan jantung.
3. Jeruk juga mengandung flavonoid yang bertanggungjawab dalam membuat buah jeruk berwarna cerah. Kandungan flavonoid mampu meningkatkan efektifitas vitamin C dan menguatkan dinding-dinding pembuluh darah.
4. Buah jeruk adalah sumber alami asam folik. Penelitian terbaru memperkirakan bahwa wanita yang tidak memetabolisme asam folik akan beresiko tinggi melahirkan bayi dengan down syndrome. Karena itu dianjurkan agar para ibu hamil mengkonsumsi asam folik dalam jumlah cukup.
5. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa asam folik bisa membantu mencegah penyakit fatal yang berkaitan dengan usia, seperti penyakit jantung dan Alzheimer.

6. Dalam satu buah jeruk ukuran sedang terdapat 16 gram karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi tubuh, terutama untuk otak.

7. Nilai serat dalam sebuah jeruk setara dengan 12% yang dibutuhkan per hari. Fungsi serat jelas sangat penting antara lain membantu proses pencernaan. Serat dalam jeruk juga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan juga menurunkan risiko penyakit jantung.
8. Kandungan yang terdapat dalam jeruk dapat mempengaruhi aktivitas enzim glutatione S-transferase (GTS), untuk menghambat terjadinya kanker, bekerja sama dengan senyawa limonoida seperti limonin dan nomilin. GTS sendiri merupakan enzim utama sistem detoksifikasi yang dapat menetralkan karsinogen.

TIPS PENYAJIAN

Jeruk manis dapat dikonsumsi dalam bentuk segar atau dibuat sari buah. Jeruk memiliki daya simpan lebih lama yaitu sekitar 7 hari bila disimpan dalam suhu ruang dan bisa 10 hari bila disimpan dalam suhu rendah. (<100C). Apabila yang diinginkan untuk sumber vitamin C sebaiknya dipilih jeruk manis.

http://www.khasiatku.com/tag/khasiat-jeruk


Buah Jeruk & Kandungan Gizinya

|0 komentar
Jeruk, buah yang sangat populer, mudah diperoleh, dan relatif murah itu, ternyata mengandung banyak zat gizi yang baik bagi kesehatan dan pencegahan penyakit. Jeruk telah lama dikenal sebagai buah dengan rasa segar dan bergizi baik. Selain sangat kaya vitamin dan mineral, ia juga mengandung serat makanan yang esensial (sangat diperlukan tetapi tidak dapat diproduksi dalam tubuh) bagi pertumbuhan dan berkembangan tubuh normal. Senyawa non-gizi yang dikandungnya ternyata juga membantu menurunkan risiko terkena beberapa jenis penyakit kronis, seperti kardiovaskuler, kanker, dan katarak. Sayangnya, selama ini jeruk telanjur terkenal hanya sebagai sumber vitamin C. Padahal, buah bulat ini juga mengandung sederetan zat gizi esensial lainnya, yang meliputi karbohidrat (zat gula dan serat makanan), potasium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6, fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. Keunggulan lainnya, jeruk tidak mengandung sodium, lemak, dan kolesterol. Kandungan kalorinya pun rendah, sehingga tidak akan membangkitkan kekhawatiran bagi mereka yang berupaya menurunkan bobot badan. Sebuah jeruk segar berukuran sedang cuma mengandung 60 – 80 Kkal. Karbohidrat dalam jeruk merupakan karbohidrat sederhana, yaitu fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Karbohidrat kompleksnya berupa polisakarida non-pati (secara umum dikenal sebagai serat makanan) yang baik untuk kesehatan. Serat makanan ini di dalam tubuh akan mengikat zat gizi larut dalam air pada suatu gel-matriks, sehingga dapat memperlambat proses pengosongan lambung serta proses pencernaan dan penyerapan. Keadaan itu akan memperpanjang rasa kenyang, dan menurunkan laju penyerapan glukosa sehingga dapat membantu mencegah lonjakan kadar gula darah. Serat makanan juga membantu menurunkan kadar kolesterol dalam plasma dengan cara mengganggu proses reabsorpsi asam empedu. Dengan mengkonsumsi sebuah jeruk ukuran sedang dalam satu hari, serat makanannya kira-kira 3,0 g, dapat memberikan kontribusi cukup berarti bagi pemenuhan kebutuhan zat itu bagi tubuh yang disarankan sekitar 25 g per hari. Sebagai antioksidan Vitamin paling dikenal yang terkandung dalam jeruk adalah vitamin C. Vitamin esensial larut air ini memainkan peranan kunci dalam proses pembentukan kolagen yang merupakan komponen dasar pembentukan jaringan penghubung dalam tubuh. Pembentukan kolagen optimal sangat diperlukan untuk pembentukan ligamen, tendon, dentin, kulit, pembuluh darah, dan tulang. Juga membantu proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan. Vitamin C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi non-organik (zat besi dari makanan non hewani), sehingga dapat mencegah dan membantu penyembuhan anemia. Sekarang vitamin C juga menyedot perhatian lantaran kemampuannya sebagai antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas. Dalam tubuh molekul radikal bebas mengoksidasi protein, asam lemak, dan DNA. Kerusakan akibat radikal bebas berimplikasi pada timbulnya sejumlah penyakit, termasuk kanker, kardiovaskuler, dan katarak. Secara signifikan, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang tinggi dari makanan, termasuk jeruk segar, dapat mencegah kenaikan LDL teroksidasi. Kadar LDL teroksidasi tinggi merupakan faktor utama berkembangnya penyakit jantung. Beberapa penelitian epidemiologi memang telah memperlihatkan hubungan signifikan antara asupan vitamin C dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Tingkat konsumsi makanan dengan kandungan folat tinggi, seperti jeruk segar atau dalam bentuk jus, akan meningkatkan kadar folat. Peningkatan kadar folat akan menurunkan kadar homocystein, yang merupakan racun bagi dinding pembuluh darah. Dengan menurunnya kadar homocystein, risiko penyakit kardiovaskuler juga berkurang. Vitamin C dalam bebuahan, termasuk jeruk, secara ilmiah juga bisa dijelaskan peranan positifnya dalam memberikan perlindungan tubuh terhadap kanker. Hasil penelitian epidemiologi menunjukkan, tingkat konsumsi bebuahan, salah satunya jeruk, dan sesayuran yang tinggi memiliki efek perlindungan terhadap kanker lebih baik dibandingkan dengan tingkat konsumsi vitamin C (dari makanan suplemen) yang tinggi. Karena oksidasi lensa mata memainkan peranan penting pada pembentukan penyakit katarak, peranan antioksidan, termasuk vitamin C, menjadi penting. Dari hasil penelitian diperlihatkan bahwa individu dengan konsentrasi vitamin C dan karotenoid dalam darah yang tinggi memiliki risiko terkena katarak lebih rendah. Namun, tidak ada bukti yang memperlihatkan bahwa asupan vitamin C yang tinggi dalam jangka waktu lama menurunkan risiko terkena katarak. Jeruk sebagai sumber vitamin C juga diduga memberikan efek pencegahan dan penyembuhan terhadap penyakit seperti pengeroposan tulang (osteoporosis), batu ginjal, gangguan fungsi kognitif, dan asma. Tetapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan dugaan tersebut. Untuk memelihara kesehatan dan menjaga kecukupan cadangan vitamin C dalam tubuh, disarankan untuk mengkonsumsi vitamin C sebanyak 30 – 100 mg per hari. Kebutuhan ini sudah cukup terpenuhi dengan sebuah jeruk berukuran sedang. Jeruk seukuran itu mengandung sekitar 70 mg vitamin C. Atau, dengan mengkonsumsi satu gelas, sekitar 225 ml, jus jeruk per hari. Walaupun beberapa penelitian terbaru menunjukkan, konsumsi di atas 200 mg per hari dapat secara optimal mencegah timbulnya beberapa penyakit kronis, mengkonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen secara berlebihan (di atas 500 mg per hari) dapat menimbulkan efek negatif, terutama bagi mereka yang berisiko menderita kelebihan zat besi. Menjaga tekanan darah normal Vitamin esensial larut air lainnya yang terkandung dalam jeruk adalah folat. Vitamin ini membantu produksi DNA dan RNA serta pematangan sel-sel darah merah, yang pada akhirnya dapat mencegah anemia. Konsumsi folat per hari disarankan 180 mcg untuk wanita dan 200 mcg untuk pria. Sebagian kebutuhan itu bisa dipasok dari jeruk. Dalam satu gelas, 225 ml, jus jeruk terkandung 75 mcg asam folat bagi tubuh. Selain itu jeruk juga mengandung beberapa jenis mineral. Salah satunya potasium. Mineral esensial ini berperan memelihara keseimbangan asam dan air dalam tubuh. Sebagai komponen penting elektrolit, potasium memainkan peranan pada transmisi impuls syaraf ke otot, proses kontraksi otot, dan menjaga tekanan darah normal. Konsumsi potasium disarankan sebanyak 2000 mg per hari. Sebagian jumlah itu bisa dipenuhi oleh jeruk. Segelas, 225 ml, jus jeruk memberikan 500 mg potasium. Memang, kasus kekurangan potasium sangat jarang ditemukan. Perhatian lebih banyak tertuju pada rasio konsumsi sodium terhadap potasium. Rasio tinggi merupakan faktor risiko terhadap penyakit kronis. Dalam jeruk juga terkandung senyawa fitokimia. Senyawa khas tanaman ini memiliki efek fisiologis luas dan membantu mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung. Mekanisme pencegahannya meliputi kemampuannya sebagai antioksidan, efeknya pada proses pembelahan sel, meningkatkan aktivitas enzim dalam menghilangkan karsinogen (zat penyebab kanker), dan pemblokiran senyawa nitrosamin. Asupan senyawa ini hanya dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan asal tanaman, salah satunya jeruk, sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari.

fullpost (display-inline)

Jeruk : Jeruk pontianak ternyata bukanlah hasil pertanian dari kota Pontianak

|0 komentar
Jeruk Pontianak atau citrus nobilis var. microcarpa merupakan jenis jeruk siam dengan ciri fisik kulitnya tipis dan licin mengkilat. Jeruk siam ini rasanya rasanya manis dan menjadi salah satu komoditas unggulan Kota Pontianak.

Sebenarnya, jeruk ini bukanlah hasil produksi pertanian Kota Pontianak. Sentra tanaman jeruk justru berasal dari Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Tetapi, sejak lama jeruk ini telah dikenal dengan merek dagang "Jeruk Pontianak".

Sejarah pengembangan Jeruk Siam yang akhirnya terkenal sebagai Jeruk Pontianak di Kalimantan Barat sejak tahun 1936, tepatnya di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Bibitnya berasal dari negara Republik Rakyat Cina. Hingga awal tahun 1950 jeruk siam telah berhasil dibudidayakan hingga mencapai 1.000 ha. Tahun 1960 sebagian besar pohon jeruk ini ditebangi karena terserang penyakit.

Pada tahun 1979 perkebunan Jeruk Siam dikembangkan kembali dan sampai tahun 1996 mengalami masa kejayaan yaitu mencapai 10.000 ha lebih dengan produksi 26.000 ton per tahun. Namun, setelah tahun 1996, jeruk siam anjlok karena ada monopoli sistem tata niaga jeruk, yang mengakibatkan harga di tingkat petani jatuh dan total pendapatan tidak cukup membiayai biaya pengeluaran sehingga petani membiarkan pohon jeruk merangas mati karena tidak terpelihara dan diperparah akibat serangan hama penyakit.

Saat ini, masyarakat Sambas kembali mengembangkan potensi tanaman jeruk. Luas potensi areal pengembangan KSP Jeruk saat ini antara 10.000 – 20.0000 ha, terdapat di Kab. Sambas. Lokasinya terletak dalam satu hamparan dataran rendah yang luas pada beberapa Desa di Kecamatan Pemangkat, Tebas, Sambas, dan Teluk Keramat.
Jeruk Pontianak juga sudah menjadi trademark provinsi Kalimantan Barat. Untuk pasar domestik, nama Jeruk Pontianak sudah menjadi jaminan kualitas dan rasa jeruk siam khas Kalimantan Barat. Produksi Jeruk Pontianak saat ini mencapai lebih dari 150 ribu ton. Sentral produksi jeruk Pontianak berada di Kabupaten Sambas dan sebagian Kabupaten Bengkayang. Saat ini luas areal tanaman jeruk seluruhnya mencapai sekitar 12.000 hektar dan sebagian besar terletak di Kabupaten Sambas.

http://imkt97tbs.blogspot.com/2010/02/jeruk-siapa-sangka-jeruk-pontianak_18.html

Peneliti Temukan Metode Olah Jeruk Siam Jadi Minuman Segar

|1 komentar

Peneliti di Citrus Center Kalimantan Barat telah menemukan metode yang tepat untuk mengolah buah jeruk siam menjadi minuman segar yang kadar pahitnya amat rendah. “Untuk pengembangan selanjutnya, akan menggunakan mesin khusus yang mampu mengolah buah jeruk dalam skala banyak,” kata Kepala Dinas Pertanian Kalbar, Hazairin, di Pontianak, Rabu (13/8).

Saat ini, lanjutnya, tengah dilakukan uji coba produksi dan hasilnya minuman sari buah jeruk siam dalam kemasan botol ukuran 220 mililiter. Hazairin menjamin minuman tersebut tidak diberi zat pemanis tambahan karena hanya mengandalkan kadar gula alami di buah.

Ia menargetkan produksi per hari akan mencapai 10.000 botol dengan kebutuhan jeruk ribuan ton. “Terutama untuk buah jeruk dengan ukuran kecil karena sekitar 30% dari produksi petani masuk kategori itu,” kata Hazairin.

Sasaran penjualan kalangan level menengah dan bawah. Selama ini, petani jeruk di Kalbar terkadang terpaksa membuang buah yang ukurannya kecil dan tidak terjual sewaktu panen raya karena harga jauh di bawah biaya produksi.

Dinas Pertanian Kalbar tengah mengusulkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) terhadap produk olahan dari jeruk siam tersebut ke Departemen Hukum dan HAM. “Untuk nama, sudah dipatenkan yakni Borneo Citrus,” katanya.

Ia menambahkan, secara resmi, minuman tersebut akan diperkenalkan secara luas pada Oktober 2008 di Citrus Center dengan dihadiri Menteri Pertanian, Anton Apriyantono.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalbar dalam situsnya menyebutkan bahwa jeruk siam merupakan komoditas unggulan dan komoditi primadona Kalbar yang dikenal dengan sebutan “Jeruk Pontianak”, kendati sebenarnya berasal dari Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Sifat khas jeruk ini yaitu manis rasanya, tipis kulitnya, dan licin mengkilat.
Jeruk Siam ada di Kalbar sejak Tahun 1936 tepatnya di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Bibitnya berasal dari China. Hingga awal tahun 1950, jeruk siam telah berhasil dibudidayakan hingga mencapai 1.000 hektar. Namun tahun 1960 sebagian besar pohon ditebang karena terserang penyakit.

Pada tahun 1979, perkebunan jeruk siam dikembangkan kembali dan sampai tahun 1996 mengalami masa kejayaan yaitu mencapai 10.000 hektare lebih dengan produksi 26.000 ton per tahun.

Setelah tahun 1996, jeruk siam anjlok sebagai akibat dari monopoli sistem tata niaga sehingga harga di tingkat petani jatuh dan Total Revenue (TR) tidak cukup membiayai total cost (TC). Petani kemudian membiarkan pohon jeruk meranggas mati karena tidak terpelihara dan diperparah akibat serangan hama penyakit.

Kini, minat petani untuk kembali menanam jeruk siam semakin tumbuh dengan sebaran tidak hanya terfokus di Kabupaten Sambas saja melainkan juga Kabupaten Bengkayang.

http://info-usaha.blogspot.com/2008/08/peneliti-temukan-metode-olah-jeruk-siam.html

Teknologi Pengolahan Jeruk Siam

|0 komentar
Penulis : Setyadjit, Yulianingsih, Suyanti, Dondy ASB, Ermi Sukasih

Produksi jeruk berkembang sangat pesat dan pada tahun 2003 produksi jeruk telah berhasil melampaui produksi mangga (1.526.474 ton). Peningkatan produksi menyebabkan suplai jeruk siam meningkat di pasar domestik dan harga ini jatuh pada saat panen raya (komunikasi pribadi petani Banyuwangi, 2005). Indusri jeruk di negara maju menggunakan pendekatan terintegrasi antara industri jeruk segar dan industri olahan jeruk seperti yang terjadi di Amesika Serikat (Nagy et al. 1997) dab Australia (Anonymous 2002). Pengolahan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada jeruk off class.

Peluang ini disadari oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian melalui programnya yakni pengembangan model agroindustri penanganan dan pengolahan jeruk yang berlokasi di Kalimantan Barat dimulai tahun 2005 dan berakhir 2007.

Impor jeruk dan produk jeruk dari seluruh negara di dunia mencapai milyaran dolar setiap tahunnya. Di antara jeruk segar, impor jeruk manis adalah yang terbesar diikuti oleh tangerin, mandarin, grapefruit dan pamelo. Di antara produk olahan impor terbesar adalah sari murni jeruk manis dan konsentrat jeruk manis. Sari murni adalah 100% jus murni yang penampilan fisiknya dapat jernih atau keruh. Sedangkan konsentrat merupakan suatu produk intermediet, yang tidak dapat diperdagangkan langsung kepada konsumen tetapi diperdagangkan untuk pengolahan lanjut. Walaupun volume konsentrat lebih kecil, produk ini dibuat dari sari murni jeruk yang dievaporasi sehingga nilai brixnya meningkat 3-6 kali. Pada tahun 2004, impor jeruk manis mencapai 3 milyar dolar sedangakan nilai impor sari murni dan konsentrat adalah 3,4 milyar dolar.

Di Indonesia industri jeruk baru mulai berkembang dan masih terbatas pada produksi buah segar. Di negara maju industri jeruk telah dimulai sejak tahun 1990. Dengan adanya teknologi pengolahan jeruk yang inovatif diharapkan industri pengolahan jeruk di Indonesia dapat berkembang dengan pola usaha kecil menengah dan kluster. Teknologi ini dimulai dengan teknologi pengolahan jeruk siap saji yangakan diikuti dengan pembuatan konsentrat dan pengolahan limbah.

Guna mendukung pengembangan agroindustri jeruk dalam skala kecil menengah, maka dirasa perlu untuk membuat pedoman teknis atau petunjuk pelaksanaannya. Untuk keperluan tersebut, maka disusun pedoman teknis pengolahan jeruk siam yang berisi petunjuk persiapan bahan baku, cara pengolahan, peralatan atau sarana yang dibutuhkan, penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) serta kelayakan ekonominya, sebagaimana dijelaskan pada daftar isi di bawah ini.

Daftar Isi

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i. Pendahuluan ii. Persiapan iii. Pengolahan Jeruk Siam iv. Unit Peralatan Pengolahan Jeruk Siam v. HACCP pada Pengolahan Jeruk Siam vi. Kelayakan Ekonomi Pengolahan Jeruk Siam Pustaka

http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/index.php/publikasi/14

Mengenal Varietas Jeruk

|4 komentar

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. sinensis

Jeruk manis atau jeruk peras (Citrus sinensis Osbeck) adalah perdu tropis dan subtropis yang menghasilkan buah dengan nama sama. dan juga nama buahnya. Buah jeruk memiliki kulit berwarna hijau hingga jingga dan daging buahnya mengandung banyak air. Sari buah jeruk merupakan minuman hasil perasan jeruk yang populer.

Kulit buah jeruk biasa dikeringkan dan diolah menjadi bahan obat dan biasanya dipakai dalam ramuan herbal atau jamu tradisional Tionghoa. Kulit jeruk dapat diolah dengan cara tertentu menjadi manisan atau selai (marmalade). Cairan buah jeruk banyak mengandung vitamin C.

Jeruk Siam
Berkas:None.jpg
Jeruk Pontianak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Familia: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. nobilis

Jeruk Pontianak (citrus nobilis var. microcarpa) merupakan jenis jeruk siam dengan ciri fisik kulitnya tipis dan licin mengkilat. Jeruk Pontianak mempunyai rasa yang manis dan merupakan salah satu komoditas unggulan Kota Pontianak.

Sebenarnya jeruk ini bukanlah hasil produksi pertanian Kota Pontianak. Sentra tanaman jeruk justru berasal dari Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Namun sejak lama jeruk ini telah dikenal dengan merek dagang “Jeruk Pontianak”. Dalam istilah bahasa Melayu, “Tebas punye jeruk, Pontianak punye name”.

Sejarah pengembangan Jeruk Siam yang akhirnya terkenal sebagai Jeruk Pontianak di Kalimantan Barat sejak tahun 1936 tepatnya di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Bibitnya berasal dari negara Republik Rakyat Cina. Hingga awal tahun 1950 jeruk siam telah berhasil dibudidayakan hingga mencapai 1.000 ha. Tahun 1960 sebagian besar pohon jeruk ini ditebangi karena terserang penyakit.

Pada tahun 1979 perkebunan Jeruk Siam dikembangkan kembali dan sampai tahun 1996 mengalami masa kejayaan yaitu mencapai 10.000 ha lebih dengan produksi 26.000 ton per tahun.

Setelah tahun 1996 Jeruk Siam anjlok sebagai akibat dari monopoli sistem tata niaga jeruk yang mengakibatkan harga ditingkat petani jatuh dan total pendapatan tidak cukup membiayai biaya pengeluaran; akibatnya petani membiarkan pohon jeruk merangas mati karena tidak terpelihara dan diperparah akibat serangan hama penyakit.

Saat ini masyarakat Sambas kembali mengembangkan potensi tanaman jeruk. Luas potensi areal pengembangan KSP Jeruk saat ini antara 10.000 – 20.0000 ha, terdapat di Kab. Sambas. Lokasinya terletak dalam satu hamparan dataran rendah yang luas pada beberapa Desa di Kecamatan Pemangkat, Tebas, Sambas, dan Teluk Keramat.

Berdasarkan rencana pengembangan produk unggulan daerah Kabupaten Sambas, masih tersedia pengembangan komoditas jeruk seluas 7.844 ha dan masih memungkinkan untuk diperluas, karena ketersediaan area pertanian lahan kering di Kalbar mencapai seluas 200.000 ha.

Menurut situs resmi Provinsi Kalimantan Barat, keunggulan jenis Jeruk Siam ini antara lain dalam hal popularitasnya yang sudah cukup terkenal baik dalam maupun luar negeri (khususnya ASEAN). Selain itu masa produktifitasnya juga cukup lama (15-20 tahun) dengan benefit cost ratio (BCR) sebesar 3,59. BCR jeruk siam ini merupakan yang tertinggi dibanding komoditas pertanian lainnya di Kalimantan Barat. Selain itu harga di pasaran relatif stabil dan cenderung terus meningkat.

Jeruk (Citrus)
Penampang lintang buah berbagai jenis jeruk
Penampang lintang buah berbagai jenis jeruk
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Upafamili: Aurantioideae
Bangsa: Citreae
Genus: Citrus
L.
Spesies dan Hibrida
Spesies budidaya penting:
Citrus aurantifolia – Jeruk nipis
Citrus maxima – Jeruk pomelo
Citrus medica – Jeruk sukade
Citrus reticulata – Jeruk keprok
Hybrida budidaya penting:
Citrus × aurantiumBitter Orange
Citrus × hystrix – Jeruk purut
Citrus × latifoliaPersian Lime
Citrus × limon – Jeruk sitrun/lemon
Citrus × limonia – Rangpur
Citrus × paradisiGrapefruit
Citrus × sinensis – Jeruk manis
Sinonim
Eremocitrus
Microcitrus

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.

Sebutan “jeruk” kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota marga lain yang masih berkerabat dalam suku yang sama, seperti kingkit. Dalam bahasa sehari-hari, penyebutan “jeruk” atau “limau” (di Sumatra dan Malaysia) seringkali berarti “jeruk keprok” atau “jeruk manis”. Di Jawa, “limau” (atau “limo”) berarti “jeruk nipis”.

Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antarspesies (‘interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan Papeda.

Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.

Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian/parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah.

Pemerian

Pohon kecil, perdu atau semak besar, ketinggian 2-15 m, dengan batang atau ranting berduri panjang tetapi tidak rapat. Daun hijau abadi dengan tepi rata, tunggal, permukaan biasanya licin dan agak berminyak. Bunga tunggal atau dalam kelompok, lima mahkota bunga (kadang-kadang empat) berwarna putih atau kuning pucat, [stamen] banyak, seringkali sangat harum. Buah bertipe “buah jeruk” (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, ukuran bervariasi dengan diameter 2-30cm tergantung jenisnya; kulit buah biasanya berdaging dengan minyak atsiri yang banyak.

Buah dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai penyedap atau komponen kue/puding. Aroma yang khas berasal dari sejumlah flavonoid dan beberapa terpenoid. “Daging buah” mengandung banyak asam sitrat (harafiah: “asam jeruk”) yang memberikan rasa masam yang tajam tetapi segar.

Jeruk nipis
Buah jeruk nipis
Buah jeruk nipis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. aurantifolia
Nama binomial
Citrus aurantifolia
(Christm.) Swingle

Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, umumnya mengandung daging buah masam, agak serupa rasanya dengan lemon.

Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Fungsinya sama dengan cuka. Sebagai bahan obat tradisional, perasan langsung buah jeruk nipis dipakai sebagai obat batuk, diberikan bersama dengan kapur untuk menurunkan demam. Perasannya juga dipakai sebagai obat batuk.

Jeruk purut
Jeruk purut dari Blanco
Jeruk purut dari Blanco
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. × hystrix
Nama binomial
Citrus × hystrix
DC.

Jeruk (atau limau/limo) purut, jeruk sambal, atau jeruk pecel (Citrus × hystrix DC.) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kaffir lime, sementara nama lainnya ma kruut (Thailand), krauch soeuch (Kamboja), ‘khi ‘hout (Laos), shouk-pote (Burma), kabuyau, kulubut, kolobot (Filipina), dan truc (Vietnam).

Daun jeruk purut, dipakai sebagai pengharum dalam masakan

Jeruk rempah ini termasuk ke dalam subgenus Papeda, berbeda dengan jenis jeruk pasaran lainnya, sehingga penampilannya mudah dikenali. Tumbuhannya berbentuk pohon kecil (perdu). Rantingnya berduri. Daun berbentuk khas, seperti dua helai yang tersusun vertikal akibat pelekukan tepinya yang ekstrem; tebal dan permukaannya licin, agak berlapis malam. Daun muda dapat berwarna ungu yang kuat. Buahnya kecil, biasanya tidak pernah berdiameter lebih daripada 2cm, membulat dengan tonjolan-tonjolan dan permukaan kulitnya kasar; kulit buah tebal. Perbanyakan dilakukan dengan biji atau dengan pencangkokan.

Dalam dunia boga Asia Tenggara penggunaannya cukup sering dan rasa sari buahnya yang masam biasanya digunakan sebagai penetral bau amis daging atau ikan untuk mencegah rasa mual, seperti pada siomay. Ikan yang sudah dibersihkan biasanya ditetesi perasan buahnya untuk mengurangi aroma amis. Daun jeruk purut juga banyak dipakai . Potongannya dicampurkan pada bumbu pecel atau juga gado-gado untuk mengharumkan. Demikian pula dalam pembuatan rempeyek, potongan daunnya dicampurkan pada adonan tepung yang kemudian digoreng. Di Thailand, daun jeruk purut sangat populer dalam masakannya. Tom yam dan tom khaa, dua makanan berkuah yang populer, menggunakannya. Menu dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Pulau Bali juga menggunakan daun jeruk purut sebagai pengharum masakan.

Sebagai bumbu masak, daun maupun buah jeruk purut sukar dicari penggantinya. Kulit jeruk nipis dapat dipakai apabila terpaksa. Daunnya dapat dikeringkan untuk dipakai pada waktu mendatang namun hanya bertahan kurang dari setahun. Cara pengawetan lain yang lebih awet adalah dengan dibekukan.

Buah jeruk purut

Beberapa wewangian juga memakai minyak jeruk purut (diperoleh dari daun atau kulit buahnya) sebagai komponennya. Karakteristik minyak daunnya terutama didominasi oleh minyak atsiri (-)-(S)-citronelal (80%), sisanya adalah citronelol (10%), nerol dan limonena. Jeruk purut adalah istimewa karena pada jeruk-jeruk lainnya yang mendominasi adalah enantiomernya, (+)-(R)-citronelal (juga dapat ditemukan pada serai). Kulit buahnya memiliki komponen yang serupa dengan kulit buah jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonena dan β-pinena.

Nama ilmiah yang dipakai (Citrus hystrix) berarti “jeruk landak”, mengacu pada duri-duri yang dimiliki batangnya.

Jeruk bali
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. grandis
Nama binomial
Citrus grandis
Osbeck

Jeruk bali, jeruk besar, atau pamelo (bahasa Inggris: pomelo, ilmiah: Citrus grandis, C. maxima) merupakan jeruk penghasil buah terbesar. Nama “pomelo” sekarang disarankan oleh Departemen Pertanian karena jeruk ini tidak ada kaitannya dengan Bali.

Jeruk ini termasuk jenis yang mampu beradaptasi dengan baik pada daerah kering dan relatif tahan penyakit, terutama CVPD yang pernah menghancurkan pertanaman jeruk di Indonesia.

Beberapa kultivar unggulan Indonesia:

  • ‘Nambangan’
  • ‘Srinyonya’
  • ‘Magetan’
  • ‘Madu’/'Bageng’ (tanpa biji)

Tiga kultivar yang pertama ditanam di sentra produksi jeruk bali di daerah Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun, sedangkan yang terakhir ditanam di daerah Bageng, Kabupaten Pati.

Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji (tidak dianjurkan untuk budidaya) atau dengan pencangkokan.

Maja

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Aegle
Spesies: A. marmelos
Nama binomial
Aegle marmelos
(L.) Corr.

Maja (Aegle marmelos (L.) Correa, suku jeruk-jerukan atau Rutaceae) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan lingkungan keras tetapi mudah luruh daunnya dan berasal dari daerah Asia tropika dan subtropika. Tanaman ini biasanya dibudidayakan di pekarangan tanpa perawatan dan dipanen buahnya. Maja masih berkerabat dekat dengan kawista. Di Bali dikenal sebagai bila.

Tanaman ini mampu tumbuh dalam kondisi lingkungan yang keras, seperti suhu yang ekstrem; misalnya dari 49°C pada musim kemarau hingga -7°C pada musim dingin di Punjab (India), pada ketinggian tempat mencapai +1.200m. Di Asia Tenggara, maja hanya dapat berbunga dan berbuah dengan baik jika ada musim kering yang kentara, dan tidak biasa dijumpai pada elevasi di atas 500 m. Maja mampu beradaptasi di lahan berawa, di tanah kering, dan toleran terhadap tanah yang agak basa (salin).

Warna kulit luar buah maja berwarna hijau tetapi isinya berwarna kuning atau jingga. Aroma buahnya harum dan cairannya manis, bertentangan dengan anggapan orang bahwa rasa buah maja adalah pahit. Sebagaimana jeruk, buah maja dapat diolah menjadi serbat, selai, sirop, atau nektar. Kulitnya dibuat marmalade.

Lain-lain

Maja terlibat dalam mitos mengenai asal nama kerajaan Majapahit, suatu imperium yang membentang di Nusantara dari abad XIII-XV. Konon, Raden Wijaya, sang pendiri kerajaan, menerima sebidang tanah di daerah Tarik (sekarang di selatan Surabaya). Sewaktu membangun daerah itu, ada prajuritnya yang memakan buah maja. Kebetulan yang dimakan adalah buah yang berasa pahit (karena mungkin masih mengkal). Oleh sebab itu ia menamakan bulak itu sebagai “Majapahit”.

Kingkit

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Triphasia
Spesies: T. trifolia
Nama binomial
Triphasia trifolia
(Burm.f.) P.Wils.

Jeruk kingkit, kingkit, atau jeruk ranti (Triphasia trifolia, syn. T. aurantiola Lour. dan Limonia trifolia Burm.) adalah kerabat dari jeruk (genus Citrus), namun bukanlah jeruk yang sebenarnya. Jeruk ini diperkirakan berasal dari Malesia namun tersebar hingga ke pulau-pulau di Samudra Pasifik.

Bentuk tumbuhan berupa semak atau perdu dengan ketinggian hingga 3m. Daunnya majemuk berjari tiga (trifoliata), berwarna hijau tua mengkilap. Mahkota bunganya berwarna putih dengan jumlah tiga, kecil (panjang 10-13mm). Buahnya merah, bertipe hesperidium dengan diameter hingga 1,5 cm.

Buah ini dapat dimakan. Serat Centini menyebut putri keraton menggunakan buah jeruk kingkit untuk merawat kuku. Tumbuhannya digunakan sebagai pohon peneduh atau pembatas jalan di Kepulauan Seribu. Selain itu jeruk kingkit juga biasa dibonsai. Buah Triphasia trifoliata berkhasiat sebagai obat batuk dan daunnya untuk obat sakit perut.

Nama-nama lokal

Jeruk kingkit dikenal pula sebagai kingkit, limau kiah, limau kunci (bahasa Melayu), kalijage, kingkip (bahasa Sunda), jeruk kingkit (bahasa Jawa), jeruk rante (bahasa Madura), lemo-lemo (bahasa Makassar), lemo-lemo (di Ternate), serta joji koyo (di Tidore).

Kawista

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Limonia
L.
Spesies: L. acidissima
Nama binomial
Limonia acidissima
L.

Kawista (Limonia acidissima syn. Feronia limonia) adalah kerabat dekat maja dan masih termasuk dalam suku jeruk-jerukan (Rutaceae). Tumbuhan yang dimanfaatkan buahnya ini sudah jarang dijumpai meskipun sekarang beberapa daerah mulai mengembangkannya. Kawista relatif tahan kondisi buruk (kering atau tanah salin) dan tahan penyakit. Asalnya adalah dari India selatan hingga ke Asia Tenggara dan Jawa.

Kawista dapat digunakan sebagai batang bawah bagi jeruk, namun mempengaruhi rasa buah jeruk yang dihasilkan. Buah jeruk semacam ini dikenal sebagai “kajer” (dari “kawista” dan “jeruk”) dan bisa ditemui di Galis, Madura.

Di Kabupaten Rembang dikembangkan sirup kawista.

Orang Jawa menyebutnya kawis.

Sitrun
Citrus lemon
Citrus lemon
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Rosids
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. limon
Nama binomial
Citrus limon
(L.) Burm.f.

Sitrun atau jeruk sitrun adalah sejenis jeruk yang buahnya biasa dipakai sebagai penyedap dan penyegar dalam banyak seni boga dunia. Sebuah pohon lemon dapat tumbuh sampai 6 meter.

Tumbuhan ini tumbuh di daerah beriklim tropis dan sub-tropis serta tidak tahan akan cuaca dingin. Sitrun dibudidayakan di Spanyol, Portugal, Argentina, Brasil, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya di sekitar Laut Tengah. Tumbuhan ini cocok untuk daerah beriklim kering dengan musim dingin yang relatif hangat. Suhu ideal untuk lemon agar dapat tumbuh dengan baik adalah antara 15-30 °C (60-85 °F).

Beberapa kultivarnya antara lain ‘Eureka’, ‘Lisbon’ dan ‘Meyer’.

Buah sitrun dan bunganya

Jeruk kingkit, kingkit, atau jeruk ranti (Triphasia trifolia, syn. T. aurantiola Lour. dan Limonia trifolia Burm.) adalah kerabat dari jeruk (genus Citrus), namun bukanlah jeruk yang sebenarnya. Jeruk ini diperkirakan berasal dari Malesia namun tersebar hingga ke pulau-pulau di Samudra Pasifik.

Bentuk tumbuhan berupa semak atau perdu dengan ketinggian hingga 3m. Daunnya majemuk berjari tiga (trifoliata), berwarna hijau tua mengkilap. Mahkota bunganya berwarna putih dengan jumlah tiga, kecil (panjang 10-13mm). Buahnya merah, bertipe hesperidium dengan diameter hingga 1,5 cm.

Buah ini dapat dimakan. Serat Centini menyebut putri keraton menggunakan buah jeruk kingkit untuk merawat kuku. Tumbuhannya digunakan sebagai pohon peneduh atau pembatas jalan di Kepulauan Seribu. Selain itu jeruk kingkit juga biasa dibonsai. Buah Triphasia trifoliata berkhasiat sebagai obat batuk dan daunnya untuk obat sakit perut.

Nama-nama lokal

Jeruk kingkit dikenal pula sebagai kingkit, limau kiah, limau kunci (bahasa Melayu), kalijage, kingkip (bahasa Sunda), jeruk kingkit (bahasa Jawa), jeruk rante (bahasa Madura), lemo-lemo (bahasa Makassar), lemo-lemo (di Ternate), serta joji koyo (di Tidore).

http://richmountain.wordpress.com/flora/jeruk/

Jus Wortel Campur Jeruk, Antinikotin

|0 komentar

Kendati diketahui mengandung nikotin yang membahayakan kesehatan, masih saja ditemui banyak orang yang merokok. Kebiasaan merokok dipastikan memicu berbagai kanker, antara lain; kanker payudara dan rahim, penyakit jantung dan paru-paru, gangguan tenggorokan, masalah kesuburan, juga gangguan pertumbuhan janin pada ibu yang sedang mengandung

Untuk mengurangi berbagai dampak negatif akibat kebiasan buruk itu, baik perokok aktif, mantan perokok, maupun perokok pasif membutuhkan beberapa nutrisi penting, yaitu; vitamin C, betakaroten, vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin B1 (kobalamin), kromium, zat besi, magnesium, seng.

Jus campuran jeruk dan wortel juga baik untuk menurunkan kadar nikotin dalam tubuh. Sebab, Gabungan vitamin C dan betakaroten, berdasarkan penelitian sangat ampuh mengatasi berbagai ganguan kesehatan akibat merokok.B erikut resep untuk membuat jus campuran itu :

Untuk 2 porsi

Bahan:
400 g wortel
300 ml air jeruk peras
1 sdm air jeruk lemon
1 buah mangga arummanis (pilih yang matang), potong-potong
Es batu secukupnya

Cara membuat:

1. Potong-potong wortel menjadi beberapa bagian. Proses dengan juicer dan tampung sarinya.
2. Campur sari wortel, air jeruk peras, air jeruk lemon, mangga, dan es batu ke dalam mangkuk blender. Proses sampai lembut.
3. Tuangkan ke dalam gelas, sajikan segera.

Tips Dapur:

1. Tak perlu mengupas kulit wortel, sikat saja hingga bersih. 2. Pilih jeruk yang manis, antara lain: sunkist, jeruk keprok, atau jeruk siam. 3. Habiskan jus segera. Jika disimpan, warna jus cenderung berubah menjadi kecokelatan.

Cara Bertanam Jeruk Dengan Sistem 1,3,9 yang Lebih Menguntungkan (Barito Kuala, South Kalimantan)

|4 komentar

Descriptive title of the technology

Cara Bertanam Jeruk Dengan Sistem 1,3,9 yang Lebih Menguntungkan (Barito Kuala, South Kalimantan)

Global Farming System

Irrigated:

The Smallholder Irrigated Farming Systems are dependent on large-scale irrigation schemes dominated by small-scale farming. This category contains only about 30 million women, men and children who farm about 15 million ha of irrigated land, but it is important for national food security and export earnings in many countries.

Wetland Rice Based:

The Wetland Rice Based Farming Systems of East and South Asia, which include a substantial proportion of irrigated land, support an agricultural population of around 860 million. Although bunded rice cultivation is the distinguishing characteristic of these systems, a wide range of other food and cash crops are produced and poultry and livestock are raised for home consumption and sale. These systems depend on the monsoon, but nearly 60 percent of the cultivated land is equipped with irrigation facilities. Relatively little grazing or forest land remains - almost half of land is under annual or permanent crops - and these systems suffer from intense human pressure on the natural resources base, with 5.5 persons per ha of cultivated land.

Smallholder Rainfed Humid:

The Rainfed Humid Farming Systems are based on smallholder cultivation of root crops, cereals or tree crops. They often contain an important component of livestock and support an agricultural population of approximately 400 million. There is little irrigation. Pressure on land is typically moderate - only 2.5 persons per cultivated ha on average - although there are some areas of intense pressure.

Abstract

Buah jeruk banyak dibudidayakan petani, karena selain mengandung banyak vitamin c dan digemari masyarakat, penanaman dan pemeliharaannya juga relatif mudah. Untuk meningkatkan buah jeruk baik dari segi produktivitas maupun kualitas buah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem 1,3,9. Sistem ini merupakan suatu inovasi yang diperkenalkan oleh Penyuluh SPFS – FAO di desa Pendalaman Baru, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia dan sekarang mulai banyak dicontoh petani. Kelebihan dari sistem 1,3,9 dibanding cara penanam biasa adalah : Produktivitas buah tinggi, ukuran dan kualitas jeruk lebih seragam, kulit jeruk tipis, tanaman terhindar dari penyakit Diplodia, pemeliharaan lebih mudah dan murah, batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh.

Type of technology

Detail Description of technology

Jeruk merupakan jenis buah-buahan yang populer dan digemari masyarakat. Jeruk bisa dikonsumsi dalam bentuk buah segar, juga diolah menjadi minuman segar seperti Es Buah dan Juice Jeruk. Keunggulan buah jeruk adalah, selain harganya murah, juga sumber utama vitamin C penting untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap segar sehat.

Mengingat manfaat buah jeruk, banyak petani yang membudidayakan dengan tujuan untuk dijual dan sebagian di konsumsi keluarga. “Saya senang menanam buah jeruk, karena selain cara penanamannya relatif mudah, keuntungannya juga lumayan, sehingga saya mulai mengembangkannya secara serius.,” kata Pak Basran, petani jeruk di desa Pendalaman Baru, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Pengembangan Sistem 1,3,9

Walaupun menanam jeruk mudah dilakukan, namun kalau tidak mengetahui cara yang benar, tidak akan memberikan hasil optimal seperti diharapkan. Salah satu kiat yang dapat dilakukan petani jeruk adalah dengan menerapkan sistem 1,3,9. Sistem 1,3,9 adalah suatu rekayasa teknologi dengan cara pengaturan pertumbuhan ranting yaitu, batang utama yang dipelihara hanya 1 batang, cabang utama kedua hanya 3 cabang, dan masing-masing cabang hanya mengembangkan 3 ranting, sehingga menjadi 9 ranting. (Gambar 1).

Sistem 1,3,9 pertama kali dikenalkan dan diajarkan oleh Penyuluh SPFS – FAO kepada para petani melalui Sekolah Lapangan. Sekarang, para petani sudah mulai menerapkan dan meninggalkan sistem lama.

Menurut Syaiful Asgar, Penyuluh SPFS FAO yang sudah mengajarkan dan mempraktekkan dikebun sendiri, pengembangan sistem 1,3,9 dalam penanaman jeruk mempunyai kelebihan antara lain :

1. Produktivitas buah tinggi, karena sinar matahari masuk kesemua pori-pori dan merangsang fotosintesis, sehingga mempercepat pembuahan.

2. Ukuran dan kualitas jeruk lebih seragam,

3. Kulit jeruk tipis dan buahnya banyak.

4. Tanaman bisa terhindar dari penyakit Diplodia yang menyebabkan pengeringan dan pelayuan tanaman, karena terlalu lembab. Hal ini bisa terjadi, karena sinar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Yang menyebabkan kelembaban dibawah kanopi menjadi berkurang Dengan demikian tanaman akan berumur lebih panjang.

5. Pemeliharaan relatif lebih mudah dan murah, karena yang dipelihara hanya 1 batang, 3 cabang dan 9 ranting.

6. Batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh, karena tumbuh secara simetris menyerupai bonsai, sehingga antara batang, cabang dan ranting saling menopang. Gambar 2 menggambarkan Contoh tanaman jeruk yang tidak kokoh dan sistem 1,3,9 diterapkan untuk mengatasi masalah ini.

Cara Penanaman

1. Lahan yang akan ditanami bibit jeruk harus dibersihkan dan diolah lebih dahulu. Penanaman jeruk harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk lahan dengan kemiringan kurang 8% dibuat teras datar. Kemiringan 10 – 15% dibuat teras gulud. Pada kemiringan lebih 15% perlu dibuat teras bangku. Untuk menanam jeruk di lahan pasang surut harus dibuat lebih dahulu Surjan (Gambar 3) [Baca artikel : Bertanam Jeruk di Lahan Pasang Surut).

2. Buat lubang tanam minimal 4 minggu sebelum bibit ditanam. Pada tanah yang ideal ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, dengan jarak tanam 5 m x 5m.

3. Buat lubang dengan menggali dan memisahkan antara lapisan tanah atas (top soil) warna kehitaman dan lapisan bawah (sub soil).

4. Angin-anginkan galian tanah sekitar 3 minggu, lalu masukkan tanah lapisan bawah ke dalam lubang setelah dicampur pupuk kandang 2 kg terlebih dahulu dan Fosfat 1,5 kg. Demikian juga lapisan atasnya, lalu masukkan ke dalam lubang.

5. Setelah tanah lapisan bawah dan atas dikembalikan ke dalam lubang, diamkan 1 minggu, lalu bibit ditanamkan.

Memasukkan Bibit ke dalam Lubang :

1. Tanah lapisan atas digali kembali sedikit lebih besar dari media bibit, baik yang berasal dari polybag maupun persemaian di tanah. Jika bibit berasal dari persemaian tanah, bibit bisa langsung dimasukkan ke dalam lubang pertanaman, tetapi apabila bibit di polybag, robek dulu polibagnya, baru bibit dimasukkan ke dalam lubang pertanaman.

Bibit disarankan dari hasil okulasi dengan mata tempel jenis unggul (varietas Siam atau Sungai Madang merupakan bibit unggul di Barito Kuala) yang berasal dari persemaian di tanah dengan batang utama bulat (Gambar 4). Kelebihan bibit dipersemaian tanah dibanding polybag adalah, perkembangan tanaman lebih cepat dan kuat, karena memiliki media tanam yang luas di banding di polybag.

2. Jika ada akar yang berbelit-belit atau terlalu panjang, sebaiknya diatur dan dipotong dengan gunting tajam, sehingga tidak tumpang tindih satu akar dengan lainnya.

3. Bibit diletakkan dalam lubang dengan posisi tegak lurus. Jika bibit berasal dari okulasi diarahkan ke Barat, sedangkan tonjolan bibit batang bawah diarahkan ke timur.

4. Tanah galian dimasukkan kembali untuk menutupi lubang sambil ditekan dengan tangan, lalu disiram agar tidak ada rongga antara tanah dengan akar tanaman.

5. Bibit ditopang dengan ajir, sehingga tidak mudah roboh tertiup angin. Mengingat bibit tanaman masih muda, sebaiknya beri naungan/peneduh.

Pemupukan :

1. Pemupukan adalah usaha penambahan unsur hara makro dan mikro ke dalam tanah dengan bahan organik maupun an-organik. Pemupukan sangat penting untuk mengembalikan unsur hara yang telah terproses oleh tanaman dalam siklus hidup.

2. Pemupukan tanaman jeruk dilakukan saat tanaman mulai tumbuh aktif (ditandai tumbuh tunas baru) pada awal musim pneghujan atau akhir kemarau. Jenis dan dosis pemupukan yang direkomendasikan adalah :

Umur Tanaman

(tahun)

Dosis Pemupukan / Hektar / Tahun

Urea (kg)

SP-36 (kg)

KCl (kg)

Kandang (kg)

Saat Tanam

1

2

3

4

5 – 12

20

80

160

260

400

500

20

80

160

260

400

450

20

80

160

260

400

450

8

8

16

24

32

40 - 90

3. Tanaman yang berumur 2,5 – 3 tahun biasanya mulai berbuah, sehingga selain pemupukan pada awal musim penghujan, juga pada saat :

a. Menjelang bunga keluar dengan dosis : Urea 25%, SP-36 = 50% dan KCl 25% dari dosis per tahun

b. Saat penjarangan buah (buah sebesar kelereng) dengan dosis : Pupuk kandang 50%, Urea 25%, dan KCl 25% dari dosis per tahun.

c. Setelah buah dipanen lakukan pemupukan dengan dosis : Pupuk kandang 50%, Urea 25%, dan KCL 25% dari dosis per tahun.

4. Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat lubang keliling area pemupukan atau membuat 3 – 4 lubang, benamkan pupuk ke dalam lubang.

Cara pemupukan di atas adalah pemupukan yang direkomendasikan dan umum dilakukan. Namun demikian, berdasarkan ujicoba dari inovasi yang dilakukan Penyuluh SPFS FAO oleh Syaiful Asgar, pemupukan juga bisa dilakukan dengan cara :

1. Agar akar tanaman kuat, sekaligus mempercepat proses penumbuhan batang, beri pupuk NPK Ponska.

2. Untuk mempercepat pertumbuhan daun, gunakan pupuk Gardena, atau Sprint.

3. Untuk menghindari hama tanaman berupa anai-anai, dapat digunakan Furadan 36. Perlu diingat bahwa penggunaan Furadan 36 hanya diperbolehkan ketika tanaman BELUM MENGHASILKAN BUAH. Sedangkan untuk menghindari gulma, lakukan penyemprotan 2-3 bulan sekali dengan Roundop atau Tosdon.

Pemangkasan dengan sistem 1,3,9 :

1. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur tinggi tanaman, memudahkan perawatan, membentuk percabangan (1,3,9) agar tanaman kokoh dan seimbang, memudahkan sinar matahari masuk ke seluruh permukaan daun, sehingga pertumbuhan normal, memperbaiki kualitas buah, baik ukuran, warna, maupun jumlah. Selain itu juga untuk memperbanyak tunas baru yang memunculkan bunga, buah dan mengurangi kerimbunan pohon untuk mencegah tumbuhnya jamur dan penyakit.

2. Waktu pemangkasan dilakukan secara berkala saat tanaman tumbuh sehat untuk pembentukan percabangan pertama, setelah pemupukan, saat penjarangan buah dan setelah panen.

3. Ketika batang utama tanaman sudah tumbuh sekitar 70 cm (umur 4- 6 bulan), semua cabang yang tumbuh di atasnya harus dipangkas.

4. Setelah tumbuh cabang pada batang utama, pilih hanya 3 cabang yang akan dikembangkan. Pemilihan cabang dilihat berdasarkan jarak yang simetris, artinya tidak terlalu berdekatan antara cabang yang satu dengan lainnya> Cabang lain yang tidak dipelihara agar dipotong.

5. Setelah cabang mencapai ukuran sekitar 25 – 30 cm (satu depa) lakukan pemilihan masing-masing cabang hanya 3 ranting, dan ranting lainnya di potong. Dengan demikian sudah terbentuk tanaman dengan sistem 1 batang , 3 cabang dan 9 ranting.

6. Mengingat banyaknya manfaat pemangkasan tersebut, maka para petani diharapkan tidak terlalu sayang memangkas cabang atau ranting.

Pemanenan :

1. Ketika umur tanaman 2,5 – 3 tahun, tanaman sudah mulai berbuah. Pada buah pertama dan kedua sebaiknya hanya sekitar 10 – 20 persen yang dipelihara untuk dirasakan buahnya (dicicipi). Sisanya dibuang, karena tanaman masih dalam proses belajar berbuah.

2. Agar ukuran dan kualitas buah bisa tumbuh seragam, sebaiknya manfaatkan seoptimal mungkin cahaya sinar matahari untuk proses fotosintesis tanaman. Caranya, letakkan plastik metalik yang dapat memantulkan cahaya yang turun ketanah untuk dipantulkan kepada bagian pohon, sehingga pencahayaan bisa merata mengenai tanaman.

3. Tanda-tanda buah siap dipanen adalah : warna kulit buah kekuning-kuningan, tekstur buah tidak terlalu keras saat dipegang, dan bagian bawahnya terasa empuk.

4. Buah muda jangan dipetik, karena asam rasanya. Terlambat memetik buah juga tidak baik, karena buah menjadi kering dan kualitasnya menurun.

Perawatan Pasca Panen :

Agar tanaman jeruk bisa berumur panjang, lakukan perawatan dengan cara memangkas ranting yang sakit (layu), memangkas cabang yang tumbuhnya tidak dikehendaki dan melentur, memangkas cabang yang tidak produktif, memangkas tunas-tunas air, memangkas ranting sisa pemanenan buah.

Dampak Penerapan Sistem 1,3,9 Bagi Petani SPFS

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman jeruk dengan sistem 1.3,9 lebih menguntungkan (Gambar 5), karena produktivitas tinggi, ukuran dan kualitas buah jeruk sama (standar) dan perawatannya lebih mudah dan murah.

Walaupun demikian, untuk lebih memperkenalkan penanaman jeruk dengan sistem 1,3,9 ini perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada petani, sehingga mereka mau dan mampu menerapkannya.

Source(s) Information

-Dr. Ayi Kusmayadi, National Field Manager
-Johan Purnama, Deputy NFM Indonesia on Farming System
-Ruhaimi Alman, District Coordinator
-Rezani Mahakam SP, Field Technician (Agricultural extension)
-Syaiful Asgar, AMd, Field Technician (Fishery extension)

http://database.deptan.go.id/saims-indonesia/index.php?files=DetailTechnologies-Indo&id=88

REPLIKA JERUK TERBESAR 2010

REPLIKA JERUK TERBESAR 2010
Sesuai dengan judul, Replika jeruk dengan ukuran yang semulanya direncanakan mencapai 5 meter, kemudian diperbaiki ulang karena masalah konstruksi, menjadi 4,1 meter, berada di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas.Tepatnya berada di halaman Polsek Tebas, dan dipertontonkan dalam suasana acara MTQ ke 24 se Kabupaten Sambas.
 
Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates